MATERI SINGKAT LISTRIK DINAMIS (INTEGRASI IMTAQ)
LENGKAP CONTOH SOAL DAN LATIHAN
Kajian Imtaq QS. Al-Baqarah (2) :
19,20,164; 13:12;24:43
Oleh : Suyuti,
S.Pd., M.Si. (SMAN 1 Marioriwawo Soppeng Sul-Sel)
QS. Al-Baqarah (2):20, 55:
Hampir-hampir
kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka,
mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka
berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan
penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu (QS. 2 : 20)
.
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata:
"Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah
dengan terang[50], karena itu kamu disambar halilintar,
sedang kamu menyaksikannya[51]." (QS. 2 : 55)
A. Arus
Listrik
Aliran
muatan listrik positif dari tegangan tinggi (+) ke tegangan rendah (-) disebut
arus listrik. Arah arus berlawanan dengan arah aliran elektron. Aliran arus
elektron dari potensial rendah ke potensial tinggi. Kuat arus listrik (i)
adalah jumlah muatan (Q) listrik yang mengalir
setiap satuan waktu (t). Kuat arus listrik dapat diukur dengan
menggunakan amperemeter. Alat ukur
dipasang bersambung (seri) dalam rangkaian
listrik. Kuat arus dapat dihitung dengan rumus:
I = Q/t
Jumla elektron
(n) yang mengalir dapat dihitung dengan rumus:
n = Muatan yg mengalir/muatan elektron=Q/q
Contoh :Pada suatu
penghantar mengalir muatan Q=30 coulomb. Jika arus yang mengalir sebesar
I=4 A, muatan elektron q= 1,6 x 10^-19 C, maka hitunglah waktu (t)
dan Jumlah elektron (n) yang berpindah selama waktu tersebut!
Gunakan
Rumus t = Q/I dan n =Q/q, maka insya Allah diperoleh t =
7,5detik; n = 1,875 x 10^-20 e
Latihan A :
1. Pada suatu penghantar mengalir muatan Q. Hitunglah Q dan Jumlah elektron yang
berpindah agar dalam waktu t=1 menit arus yang mengalir sebesar I=10 A!
2. Pada suatu penghantar mengalir muatan Q=10
coulomb. Hitunglah Jumlah elektron (n) yang berpindah dan waktu (t) yang
dibutuhkan agar arus yang mengalir sebesar I=800 mA!
B.
Beda Potensial (Tegangan)
Beda potensial listrik timbul akibat dari
adanya dua benda yang memiliki potensial yang berbeda dihubungkan dengan suatu
penghantar. Banyaknya muatan yang terdapat dalam suau benda disebut Potensial
listrik. Beda potensial merupakan banyaknya energi listrik tiap satuan muatan listrik. Besar
beda potensial atau tegangan listrik dapat diukur dengan menggunakan voltmeter. Alat ukur dipasang paralel
dalam rangkaian listrik. Beda potensial
listrik dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
V = W/q
Contoh : Untuk
memindahkan muatan 8 coulomb dari titik S ke titik R diperlukan usaha
sebesar
200 joule. Hitunglah besar beda
potensial antara titk S dan titik R!
Jawab : Gunakan rumus V = W/q, maka
insya Allah akan diperoleh V = 25V.
Latihan B:
1. Untuk memindahkan muatan
Q coulomb dari titik S ke titik R diperlukan usaha sebesar W = 100 joule.
Hitunglah besar Q agar beda potensial
antara titk S dan titik R sebesar V= 25V!
2. Untuk memindahkan muatan
Q=10 coulomb dari titik Ake titik B diperlukan usaha sebesar W joule.
Hitunglah besar W agar beda potensial
antara titk A dan titik B sebesar V=30V!
3.
Untuk memindahkan muatan Q=12 coulomb dari titik R ke titik S diperlukan usaha
sebesar
W=300 joule. Hitunglah besar beda
potensial antara titk R dan titik S!
C. Hukum Ohm
Hubungan
antara arus dan tegangan listrik pertama kali diselidiki oleh Georg Simon Ohm seorang ahli fiska dari Jerman. Dari hasil penyelidikan Georg Simon Ohm, ditemukan
kesimpulan bahwa:
„Kuat
arus (I) yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial
(V) antara ujung-ujung penghantar itu asalkan suhunya konstan/tetap.“
Pernyataan Georg Simon Ohm di atas dikenal sebagai Hukum Ohm yang secara matematis dapat ditulis :
V = I R
Contoh
3.3: Jika
kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar dalam rangkaian I=0,6A dan
penghantar tersebut memiliki beda potensial sebesar V=12V, maka hitunglah
hambatan (R) listrik penghantar tersebut!
Jawab : Gunakan rumus V = I R., maka insya Allah akan diperoleh R = 20 ohm.
Latihan C:
1. Jika
kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar dalam rangkaian I dan penghantar tersebut memiliki beda
potensial sebesar V=12V, maka hitunglah I agar hambatan listrik penghantar
tersebut sebesar R=48 Ω !
2. Jika
kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar dalam rangkaian I=900mA dan
penghantar tersebut memiliki beda potensial sebesar V, maka hitunglah V agar
hambatan listrik penghantar tersebut sebesar R=400 Ω !
3. Jika
kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar dalam rangkaian I=600 mA dan
penghantar tersebut
memiliki beda potensial sebesar V=12V, maka hitunglah hambatan listrik
penghantar tersebut!
D. Hambatan Listrik
Hambatan suatu penghantar
dipengaruhi oleh panjang penghantar L dan luas penampang penghantar A. Hambatan suatu penghantar dapat diukur dengan
menggunakan ohmmeter melalui alat
ukur multimeter Hambatan listrik dikenal juga dengan istilah resistor yang disimbol R dengan satuan ohm (Ω). Ada dua macam rangkaian hambatan listrik yaitu rangkaian seri dan
rangkaian paralel. Besar hamtana suatu penghantar dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
R =
ρL/A ........................................3.4
Ada dua jenis hambatan yang
dikenal yaitu hambatan tetap dan hambatan variabel. Dan hambatan variabel
dibagi 2 yaitu hambatan geser (rheostat) dan hambatan putar.
Nilai hambatan tetap dapat dihitung dengan
sistem warna dan tiap warna memiliki simbol nilai yang berbeda. Perhatikan
contoh 7.3 hal. 192 Buku Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X oleh Setya
Nurachmandani). Nilai hambatan variabel tergantung posisi geserannya atau
putarannya.
Cara mengukur hambatan lsitrik ada
dua yaitu secara langsung menggunakan ohmmeter dan secara tidak langsung dengan
menerapkan hukum Ohm dari suatu rangkaian listrik tertutup. Ada susunan
hambatan yaitu susunan seri dan paralel.
Hambatan pengganti yang disusun seri dapat dihitung melalui sistem penjumlahan
aljabar. Hambatan pengganti yang disusun paralel dapat dihitung melalui sistem
penjumlahan pacahan.
Contoh
1. Sebuah kawat
nikhrom dengan panjang 50 cm dan luas penampang 1 mm2. Hambatan
jenisnya 10-6 ohmmeter.
Hitunglah hambatan kawat tersebut!
Jawab : Terapkan rumus R
= ρL/A ,
maka insya Allah akan diperoleh R = 0,5 Ω
Latihan D:
1. Sebuah kawat nikhrom dengan panjang L=50 cm dan luas
penampang A=1 mm2. Hambatan R=0,5ohm. Hitunglah hambatan jenis (ρ) kawat tersebut!
2. Sebuah kawat nikhrom dengan panjang L=50 cm dan hambatan
jenisnya ρ=10-6
ohmmeter. Jika hambatan kawat R=0,5 ohm,
maka hitunglah luas penampang (A) kawat tersebut!
3. Sebuah kawat nikhrom dengan hambatan jenisnya ρ=10-6 ohmmeter. Jika penampang kawat A=1mm2 dan hambatan kawat R=0,5 ohm, maka hitunglah
panjang (L) kawat tersebut!
4. Seutas kawat memiliki
hambatan 8 ohm. Jika panjang kawat dijadikan 2 kali semula dan luasnya
dijadikan ½ kali semula, maka hitunglah hambatan kawat sekarang!
Jawab : Terapkan rumus V =
IR, dengan sistem perbandingan, maka insya Allah akan diperoleh R2 =
32 Ω.
E.
Hukum Kirchoff
1.
Hukum I Kirchoff
Kirchoff menjelaskan hukum pertamanya yang berbunyi:
1. Pada
rangkaian tak bercabang, kuat arus di setiap titik pada setiap pernghantar
besarnya sama.
2. Pada rangkaian bercabang, jumlah kuat arus
yang menuju (masuk) titik cabang sama jumlah kuat arus yang meninggalkan
(keluar)titik cabang. ( ∑Imasuk = ∑I
keluar )
Pernyataan di atas dikenal sebagai Hukum I Kirchoff
2. Hukum II Kirchoff
Hukum II Kirchoff
mengulas tentang tegangan dalam rangkaian tertutup. Bunyi hukum II Kirchoff :
Jumlah
Aljabar dari beda potensial elemen listrik dan penururan tegangan pada
rangkaian tertutup sama dengan nol.
Secara matematis hukum II Kirchoff dapat ditulis:
∑ Є + ∑IR = 0
Gaya gerak listrik (GGL) Є adalah
beda potensial ketika tidak ada arus yang mengalir, sedangkan tegangan
jepit Vjep adalah
beda potensial ketika ada arus yang mengalir. Berdasarkan defenisi ini, maka
persamaan 3.5 dapat ditulis :
IR +
Ir - Є = 0 atau Vjep + Ir - Є
Dari rumus di atas,
terlihat bahwa Vjep = IR dan
rumus 3.6 berlaku untuk hambatan dalam tidak sama dengan nol.
F. Energi dan Daya
Listrik
Energi listrik sebagai salah satu
ciptaan Allah SWT merupakan besar usaha untuk memindahkan muatan
listrik setiap saat pada rangkaian listrik. Besar energi listrik diperoleh
dari hasil kali beda potensial dengan jumlah muatan listrik yang mengalir.
Satuan energi listrik adalah Joule. Secara matematis Energi
listrik dapat ditulis:
W
= Vq atau W = Vit atau W = V2t/R =
IRIt
Daya Listrik adalah Laju
energi listrik atau besar energi
listrik tiap satuan waktu. Satuan daya listrik adalah watt dan besar energi
listrik dapat dihitung melalui rumus:
P = W/t = VI = IRI
Contoh:
Hitunglah energi listrik yang digunakan sebuah lampu P=30 watt yang
menyala selama t=¼ jam!
Jawab
: dengan menerapkan persamaan 3.8, maka insya Allah akan diperoleh W = 27 kJ
Contoh 3.6:
Sebuah alat pemanas listrik digunakan
mendidihkan m=3 kg air bersuhu T=4oC. Jika hambatan pemanas R=60Ω,
tegangan V=240V dan kalor jenis air c=4.200 J/kgoC, maka hitunglah
waktu t air dipanaskan agar mendidih! Ingat DT = suhu didih air – suhu
awal air
Jawab:
Gunakan rumus W = Q , maka Insya Allah
diperoleh t = 1260 s = 21 menit
Latihan D:
5.
Jelaskan cara melakukan penghematan listrik!
G. MENGUKUR ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK
1. Mengukur Arus Listrik (I)
Kuat
arus listrik dapat diukur dengan menggunakaamperemeter.Alat ukur dipasangbersambung (seri) dalamrangkaian
listrik.Sebelum amperemeter digunakan, makaharus diHitunglah batas ukur alat
(BUA)dan nilai skala terkecilnya (NST). Masih ingatkah cara menghitung NST!
Cobasebutkan!
2. Mengukur Tegangan Listrik (V)
Besar beda potensial atau
tegangan listrik dapat diukur dengan menggunakan voltmeter. Alat ukur
dipasang paralel dalam rangkaian
listrik . Sebelum
Voltmeter digunakan, maka harus diHitunglah
batas ukur alat (BUA) dan nilai skala terkecilnya (NST) juga. Selanjutnya lakukan pengukuran melalui
percobaan! Ikuti langkah-langkah percobaan sesuai penuntun!
|
Semoga manfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar