3.1.A.7. DEMONTRASI KONTEKSTUAL -PENGAMBILAN
KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Saya, salah satu dari
tiga CGP di SMAN 5 Soppeng. Sekolah ini satu-satunya SMA yang ada di Kecamatan
Marioriwawo yang merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Soppeng terdapat di kelurahan Tettikenrarae Kecamatan
Marioriwawo Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan. Saya telah mengabdi di sekolah
ini kurang lebih sepuluh tahun.
Disinilah saya berkenalan dengan Program Guru Penggerak yang merupakan program
pendidikan kepemimpinan bagi saya untuk
menjadi pemimpin pembelajaran. Selama mengikuti Program Pendidikan Guru
Penggerak banyak ilmu yang saya untuk
bahan berbagi dengan seluruh warga
sekolah. Caranya yang saya lakukan dulu,
memulai diri saya dulu, saya
harus bisa merubah apa yang selama ini menjadi kekurangan saya dalam
menjalankan tugas sebagai seorang guru, sekecil apapun itu. Selanjutnya saya
berusaha menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah, mungkin kedengarannya
sederhana tapi untuk melakukan itu tidak semudah itu lalu semua tiba-tiba berubah, tidah ,
perlu proses. Butuh niat ikhlas dan semangat
yang kuat dalam diri untuk beruaha mewujudkannya dan butuh dukungan
seluruh warga.
Upaya untuk mewujudkan impian sederhana itu,
saya sadar tentu akan mendapatkan pandangan orang yang menyepelekan,bahkan mencibirkan,
mungkin juga ada kata-kata yang pahit didengar seperti ungkapan siapa kamu, sok
pintar, baru segitu sudah banyak tingkah. Ini menjadi dilema etika bagi saya
apakah saya harus meneruskan mimpi saya atau saya harus menghentikannya. Melanjutkan
itu benar karena tugas saya sebagai seorang guru adalah mendidik serta
membimbing diri termasuk mengembangkan Nilai Imtaq siswa sebagai
pondasi budaya positif. Benar juga kalau saya berhenti karena ragu mengingat saya
hanyalah guru biasa yang bukan siapa-siapa dan pastinya merepotkan banyak orang
karena tidak bisa bekerja sendiri, toh kewajiban untuk melaksanakan impian saya
ini. Dengan pertimbangan jangka pendek dan jangka panjang bahwa ini adalah jalan
mendapatkan nilai bekal yang akan dibawa diri kita dan siswa sampai akhir hayat
sebagai amal yang kekal. Lalu dengan menerapkan prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) yang intinya “Lakukan kepada orang lain seperti yang Anda
ingin mereka lakukan kepada Anda." Selanjutnya saya akhiri dengan
menerapkan Sembilan langkah pengujian dan
pengambilan keputusan, dari penerapan langkah-langkah pengambilan keputusan
tersebut akhirnya sayapun mengambil keputusan untuk melanjutkan kegiatan impian
saya.
Harus Saya bersiap
dengan segala konsekuensi, dimana saya
ingin melihat siswa-siswa saya menjadi manusia yang berimtaq disamping berilmu yang
mempunyai sikap Religius sebagai pondasi budaya postif, maka saya harus dapat
mewujudkan “cita-cita” saya tersebut . Selama ini saya mengamati pengalaman
nilai Imtaq warga sekolah baik siswa
maupun tenaga pendidik dan tenaga kependidikan masih banyak melalaikan
nilai-nilai Imtaq ini. Berangkat dari
muatan lokal, kita merupakan masyarakat religius sehingga modal ini sangat
mendukung.
Salah satu capaian
dalam program guru penggerak adalah Calon Guru Penggerak mampu menjalankan strategi sebagai pemimpin
pembelajaran yang mengupayakan terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan Budaya
Positif lewat peningkatan Imtaq. Berangkat dari tujuan tersebut saya berusaha
mencari sebuah cara untuk merealisasikan capaian tersebut yaitu pengembangan nilia-nilai
imtaq siswa yang tentunya tetap harus selaras dengan visi sekolah. Visi SMAN 5
Soppeng adalah Sekolah Humanis Berorientasi Global Berkearifan Lokal dan
Berwawasan Lingkungan serta berprofil Pelajar Pancasila. Dari visi ini saya
mencoba mengangkat nilai-nilai imtaq dari kearifan lokal suku bugis yang Budaya
kentalnya sangat religius untuk dapat mengembangkan Budaya positif di sekolah.
Terkhusus pada disiplin Ibadah sebagai salah satu indikator utama nilai-nilai
imtaq mereka, untuk hal itu saya ingin seluruh warga sekolah memiliki indicator
utama ini.
Langkah pertama yang akan saya lakukan adalah Menyusun
program lalu meminta izin dan dukungan dari kepala sekolah sebagai pemegang
kebijakan tertinggi di sekolah, selanjutnya saya akan melakukan sosialisasi
terhadap seluruh warga sekolah sesuai program yang telah kami susun dan
disetujui kepala sekolah. Ini akan saya lakukan mulai senin depan. Apalagi
pelaksanaan pembelajaran tatap muka sudah mulai dilaksanakan di sekolah sejaka
hari Rabu 8 September 2021, ini sangat mendukung kegiatan yang akan saya
lakukan.
Orang-orang yang akan membantu saya adalah teman
CGP, kepala sekolah sebagai yang penanggung jawab sekolah, selanjutnya ada
beberapa teman sejawat yang akan saya ajak berkolaborasi untuk mendiskusikan
dan menentukan apakah langkah-langkah yang akan saya
ambil telah tepat dan efektif diantaranya adalah rekan jajaran manajemen yang
sudah sangat memahami mimpi saya serta rekan guru mata pelajaran yang
mendukung, seluruh pengurus ROHIS serta siswa-siswa yang merupakan tujuan utama
saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar