Kamis, 09 September 2021

3.1.A.7. DEMONTRASI KONTEKSTUAL -PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

3.1.A.7. DEMONTRASI KONTEKSTUAL -PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN



Saya, salah satu dari tiga CGP di SMAN 5 Soppeng. Sekolah ini satu-satunya SMA yang ada di Kecamatan Marioriwawo yang merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Soppeng  terdapat di kelurahan Tettikenrarae Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan. Saya telah mengabdi di sekolah ini kurang lebih sepuluh  tahun. Disinilah saya berkenalan dengan Program Guru Penggerak yang merupakan program pendidikan kepemimpinan bagi saya  untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Selama mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak banyak  ilmu yang saya untuk bahan  berbagi dengan seluruh warga sekolah. Caranya yang saya lakukan dulu,  memulai  diri saya dulu, saya harus bisa merubah apa yang selama ini menjadi kekurangan saya dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru, sekecil apapun itu. Selanjutnya saya berusaha menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah, mungkin kedengarannya sederhana tapi untuk melakukan itu tidak semudah  itu lalu semua tiba-tiba berubah, tidah , perlu proses. Butuh niat ikhlas dan semangat  yang kuat dalam diri untuk beruaha mewujudkannya dan butuh dukungan seluruh warga.

Upaya untuk mewujudkan impian sederhana itu, saya sadar tentu akan mendapatkan pandangan orang yang menyepelekan,bahkan mencibirkan, mungkin juga ada kata-kata yang pahit didengar seperti ungkapan siapa kamu, sok pintar, baru segitu sudah banyak tingkah. Ini menjadi dilema etika bagi saya apakah saya harus meneruskan mimpi saya atau saya harus menghentikannya. Melanjutkan itu benar karena tugas saya sebagai seorang guru adalah mendidik serta membimbing diri  termasuk  mengembangkan Nilai Imtaq siswa sebagai pondasi budaya positif. Benar juga kalau saya berhenti karena ragu mengingat saya hanyalah guru biasa yang bukan siapa-siapa dan pastinya merepotkan banyak orang karena tidak bisa bekerja sendiri, toh kewajiban untuk melaksanakan impian saya ini. Dengan pertimbangan jangka pendek dan jangka panjang bahwa ini adalah jalan mendapatkan nilai bekal yang akan dibawa diri kita dan siswa sampai akhir hayat sebagai amal yang kekal. Lalu dengan menerapkan prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) yang intinya   “Lakukan kepada orang lain seperti yang Anda ingin mereka lakukan kepada Anda." Selanjutnya saya akhiri dengan menerapkan Sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan, dari penerapan langkah-langkah pengambilan keputusan tersebut akhirnya sayapun mengambil keputusan untuk melanjutkan kegiatan impian saya.

Harus Saya bersiap dengan  segala konsekuensi, dimana saya ingin melihat siswa-siswa saya menjadi manusia yang berimtaq disamping berilmu yang mempunyai sikap Religius sebagai pondasi budaya postif, maka saya harus dapat mewujudkan “cita-cita” saya tersebut . Selama ini saya mengamati pengalaman nilai Imtaq  warga sekolah baik siswa maupun tenaga pendidik dan tenaga kependidikan masih banyak melalaikan nilai-nilai Imtaq ini.  Berangkat dari muatan lokal, kita merupakan masyarakat religius sehingga modal ini sangat mendukung.

Salah satu capaian dalam program guru penggerak adalah Calon Guru Penggerak mampu menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran yang mengupayakan terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan Budaya Positif lewat peningkatan Imtaq. Berangkat dari tujuan tersebut saya berusaha mencari sebuah cara untuk merealisasikan capaian tersebut yaitu pengembangan nilia-nilai imtaq siswa yang tentunya tetap harus selaras dengan visi sekolah. Visi SMAN 5 Soppeng adalah Sekolah Humanis Berorientasi Global Berkearifan Lokal dan Berwawasan Lingkungan serta berprofil Pelajar Pancasila. Dari visi ini saya mencoba mengangkat nilai-nilai imtaq dari kearifan lokal suku bugis yang Budaya kentalnya sangat religius untuk dapat mengembangkan Budaya positif di sekolah. Terkhusus pada disiplin Ibadah sebagai salah satu indikator utama nilai-nilai imtaq mereka, untuk hal itu saya ingin seluruh warga sekolah memiliki indicator utama ini.

Langkah pertama yang akan saya lakukan adalah Menyusun program lalu meminta izin dan dukungan dari kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan tertinggi di sekolah, selanjutnya saya akan melakukan sosialisasi terhadap seluruh warga sekolah sesuai program yang telah kami susun dan disetujui kepala sekolah. Ini akan saya lakukan mulai senin depan. Apalagi pelaksanaan pembelajaran tatap muka sudah mulai dilaksanakan di sekolah sejaka hari Rabu 8 September 2021, ini sangat mendukung kegiatan yang akan saya lakukan.

 

Orang-orang yang akan membantu saya adalah teman CGP, kepala sekolah sebagai yang penanggung jawab sekolah, selanjutnya ada beberapa teman sejawat yang akan saya ajak berkolaborasi untuk mendiskusikan dan menentukan apakah langkah-langkah yang akan saya ambil telah tepat dan efektif diantaranya adalah rekan jajaran manajemen yang sudah sangat memahami mimpi saya serta rekan guru mata pelajaran yang mendukung, seluruh pengurus ROHIS serta siswa-siswa yang merupakan tujuan utama saya.

 

Pada Akhirnya saya mohon pertolongan Allah untuk memiliki prinsip melakukan perubahan yang dimulai dari diri saya walaupun itu hanya kelihatan sepele, tetapi dengan niat ikhlas, semangat, tekad, dan keyakinan yang ada pada diri saya serta dukungan dari seluruh warga sekolah, maka saya akan laksanakan secara optimal  karena saya mempunyai keyakinan kuat untuk bisa mewujudkan impian  sederhana saya seluruh warga seluruh disiplin ibadah.

Tidak ada komentar: