Senin, 20 Februari 2012

UNTUK SIAPA AKU BERPAKAIAN? (KEINDAHAN FISIKA PADA PAKAIAN)

UNTUK SIAPA AKU BERPAKAIAN?
(Kajilah Keindahan Fisika Pada Pakaian!)
(Kandungan Firman Alllah SWT dalam QS. Al-’Araaf (7) : 26)
Oleh : Suyuti, S.Pd.,M.Si. (SMAN 1 Marioriwawo Soppeng Sul-Sel)
 
Kedudukan berpakaian  dalam Islam  sangat prinsipil, karena  berpakaian merupakan syarat yang harus terpenuhi sebelum melaksanakan Ibadah terutama Ibadah Shalat.  Berpakaian bukan sekedar berpakaian karena syaratnya harus menutup aurat. Jadi esensi pakaian diciptakan Allah SWT adalah untuk menutup aurat sekaligus perhiasan.
 
Sebaik-baik perhiasan  adalah wanita shalehah.  Aturan wanita shalehah berpakaian berdasarkan firman Allah dalam  Al-Qur’an seperti berikuti ini:
 
Menutup aurat dengan pakaian (berlaku umum): 7:26 ,Pakaian wanita , Wanita memanjangkan bajunya: 24:3133:59 , Tabarruj (menampakkan kecantikan dan perhiasan :Wanita yang keluar rumah dengan perhiasannya: 24:60  dan Menampakkan perhiasan di depan muhrim: 24:3133:55 , Hijab: 24:3124:6033:5333:5533:59 , Menutup muka wanita: 24:31 , Keringanan hijab khusus terhadap orang tua: 24:60 , Perhiasan pada pakaian wanita: 24:31
 
Setelah kita membaca dan memahami kandungan dari beberapa Firman Allah di atas, maka  dapatlah kita menjawab pertanyaan : Untuk siap aku berpakain? Jawaban pertanyaan ini ada pada semua orang yang merasa selama ini telah berpakaian.  Namun masih banyak ditemukan saudara (i) kita berpakaian, tetapi menurut Allah dan Rasul-Nya masih  belum berpakaian (mungkin masih telanjang) (QS. 7:26). Banyak saudara kita dalam memilih pakaian tidak memperhatikan syarat-syarat pakaian yang sebenarnya. Kebanyakan mereka memilih pakaian berdasarkan indahnya di mata mereka walaupun sangat bertentangan dengan aturan menutup aurat (syariat Islam).
 
Mari kita perhatikan arti Firman Allah berikut:
QS. Al-‘Araaf (7):26: “Hai anak Adam[530], sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa[531] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”.
[530]. Maksudnya ialah: umat manusia
[531]. Maksudnya ialah: selalu bertakwa kepada Allah.
 
Menurut kandungan QS. Al-‘Araaf (7) : 26 di atas , maka kita temukan 2 Syarat pakaian yanag sebenarnya : 1) Menutup aurat dan 2) sebagai perhiasan (baik/menarik) . Banyak yang memilih pakaian hanya karena menarik saja menurut dirinya dan melupakan syarat apakah menutup aurat atau tidak. Tentang syarat menutup aurat telah dijelaskan oleh para ulama kita. Namun perlu kita pahami bahwa menutup aurat berbeda dengan membungkus aurat.   Jadi syarat berpakaian adalah menutup aurat baru perhiasan bukan sebaliknya.  Artinya Berpakaian menjadi perhiasan setelah memenuhi syarat menutup aurat.
 
Itulah sebabnya banyak orang korban karena pakaiannya tidak memenuhi syarat menurut pencipta pakaian. Bagaikan orang naik tangga, harus dilewati anak tangga bawah baru di atasnya  dst. Jika langsung  anak tangga atas yang ingin di injak, maka kecelakaanlah yang akan terjadi. Jika perhiasan menjadi nomor satu dan melupakan syarat menutup auratnya, maka korbanlah yang banyak berjatuhan. 
 
Mari kita kembali melihat realitas!  Kita semua dapat menemukan fakta ilmiah di lapangan bahwa  kebanyakan kita jumpai saudara (i) kita dalam berpakaian: bahwa  pakaian untuk acara di luar shalat lebih baik bahkan jauh lebih baik  dari pada pakaian saat melaksanakan shalat. Mari kita lihat, begitu banyaknya saudara kita berpakaian kaos saat shalat, yang jika ruku/sujud kelihatan sebagian badannya (pinggang belakang) karena bajunya tertarik naik. 
Dan saat  mereka ingin bertemu dengan para pejabat atau acara-acara lain kemungkinan pakain kaos untuk shalat ini tidak akan digunakan, tetapi mereka memakai pakaian yang terbaik.  Bukankah Allah memerintahkan menggunakan pakaian yang terbaik saat ingin mendirikan shalat. 
Tetapi mengapa kita melakukan yang sebaliknya?   
Untuk siapa sebenarnya kita berpakaian? 
Apakah untuk Allah atau untuk hamba Allah?. 
 
Jawaban  pertanyaan ini ada pada kita semua.
Mohon maaf jika pembahasan ini anda anggap sepele, karena memang begitu banyak orang yang menganggap persoalan pakaian adalahi hal yang sepele.  Padahal berpakain merupakan syarat yanag harus dipenuhi  sebelum melaksanakan Ibadah sekaligus pembeda manusia dengan binatang. Begitu pentingnya pakaian menutup aurat, sehingga orang yang sudah mati wajib ditutup aurtanya oleh orang hidup sebelum dikubur.  
Olehnya  itu saya berpesan:
" Mandilah (bersucilah) sebelum dimandikan,
tutuplah auratmu sebelum ditutupkan dengan kain kafan,
shalatlah sebelum dishalati, dan
marilah kita bertobat sebelum maut menjemput kita semua'.
 
Semoga uraian ini bermanfaat, terutama bagi  penulis.  
Selamat berjuang di bidang pendidikan, semoga Allah meridhoi aktivitas kita semua, sehingga rahmat Allah menjadi balasan hidup kita, amin.

Tidak ada komentar: